pro dan kontra kebijakan impor Indonesia memberikan dampak buruk bagi ke ekonomi Indonesia

Kelas: XI

Mata Pelajaran: Ekonomi

Materi: Perdagangan Internasional

Kata Kunci: Pro dan Kontra Impor

Pembahasan:

Pro kontra terhadap kebijakan import terjadi karena kebijakan impor dapat memberi manfaat bagi masyarakat, namun juga menimbulkan dampak negatif.

Manfaat yang menimbukan sikap mendukung (pro) dari kebijakan impor ini adalah:

1. Menstabilkan harga

Pada waktu tertentu, suplai produksi dari dalam negeri bisa turun, atau pemintaan bisa naikk. Misalnya, saat kemarau suplai beras menurun, dan saaat Lebaran permintaan bahan makanan meningkat. Fluktuasi permintaan dan suplai ini menyebabkan ketidakstabilan harga. Untuk menstabilkan harga, maka dapat dilakukan impor barang yang permintaan atau suplainya berubah ini.

2. Membuat barang-arang menjadi lebih terjangkau

Impor dapat membantu menurunkan harga barang di pasar dalam negeri yang terlalu tinggi, sehingga kalangan masyarakat kecil dan berpendapatan rendah dapat membelinya. Misalnya adalah impor daging beku untuk mengatasi harga daging yang tidak terjangkau rakyat kecil

3. Menyediakan bahan baku untuk industri di dalam negeri

Mengimpor bahan baku dapat menyediakan suplai untuk industri di dalam negeri. Ini akan menumbuhkan lapangan kerja di bidang industri dan pengolahan. Bahan baku yang harus di import terutama adalah bahan baku yang tidak diproduksi di dalam negeri, seperti gandum untuk bahan baku industri roti.

Dampak negatif menimbukan sikap menolak (kontra) dari kebijakan impor ini adalah:

1. Merugikan para produsen dalam negeri

Dibukanya impor akan menimbulkan persaingan di pasar dengan produk lokal.  Sesuai dengan hukum Penawaran, bila suplai barang meningkat harga akan menurun. Dengan harga yang turun, pendapatan produsen akan turun dan bahkan bisa merugi.

Misalnya, impor beras akan menyebabkan harga ebras turun dan merugikan petani. Demikian juga impor garam dapat merugikan petambak garam.

2. Rawan disalahgunakan

Pengaturan impor sering disalahgunakan, sehingga menimbulkan adanya korupsi dan penyuapan. Misalnya dengan adanya suap untuk mendapatkan izin impor atau tambahan kuota impor. Para pengusaha yangingin mendapatkan ijin impor terkadang menggambil jalan pintas dan melakukan penyuapan ke pejabat terkait.