3 argumen argumen pendukung dan penyanggah tentang mosi pelajar seharusnya tidak memakai transportasi pribadi untuk berangkat ke sekolah
B. Indonesia
Ahmadfaisal88
Pertanyaan
3 argumen argumen pendukung dan penyanggah tentang mosi pelajar seharusnya tidak memakai transportasi pribadi untuk berangkat ke sekolah
1 Jawaban
-
1. Jawaban riamonalisa25
Sebagai pertimbangan, mungkin lebih baik jika anak-anak ke sekolah naik kendaraan umum saja. Kalaupun rumahnya jauh dan tidak dapat mengantar sendiri, bisa menggunakan jasa mobil jemputan khusus anak-anak sekolah. Atau bisa juga menggunakan sepeda jika jarak antara rumah dan sekolah tidak terlalu jauh. Kalau mereka malu/enggan menggunakan sepeda, dan tidak berani naik kendaraan umum sendiri, coba berlangganan ojek dengan orang yang sudah dikenal dengan baik. Dengan harapan dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Untuk kepolisian yang bertugas di jalan raya juga diharapkan dapat berperan aktif, memberi peringatan kepada pelajar yang belum memiliki SIM agar tidak membawa kendaraan ke sekolah. Dan pihak sekolah sendiri, hendaknya mensosialisasikan larangan pelajar membawa kendaraan pribadi ke sekolah.sebagai pelajar Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena salah satu syarat bagi pengemudi kendaraan harus dilengkapi dengan Surat Izin Mengemudi (SIM), dan usia mereka sendiri belum mencukupi untuk memiliki SIM tersebut, apalagi ini bertentangan dengan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2).dampak negatif. Ada beberapa hal yang kerap terjadi sehubungan dengan hal ini, misalnya: 1. Bolos sekolah. Ini menurut pengalaman saya ketika sekolah dulu, rata-rata teman yang sering bolos sekolah adalah mereka yang membawa kendaraan pribadi. Begitu ada kesempatan, walaupun tanpa tujuan yang jelas, istilahnya sekedar muter-muter dengan komunitas mereka, langsung 'cabut' tanpa pikir panjang. 2. Kecelakaan lalulintas dan kebut-kebutan di jalan raya. Karena usia mereka yang masih labil dan sulit mengontrol emosi sering menyebabkan hal ini terjadi. Ada juga yang masih kurang mampu membawa kendaraan dengan baik. Seperti ketika kemarin pagi saya ke pasar, ada seorang siswi SMP berpostur tubuh mungil, membonceng adiknya yang masih SD. Saat ditikungan hendak menghindari sebuah mobil, sedikit oleng dan nyaris jatuh. Ketika saya perhatikan saat dia menjaga keseimbangan, ternyata kakinya masih jinjit, karena tubuhnya kurang tinggi. Hingga membuat saya berpikir mengapa orangtuanya membiarkan hal ini? Apakah mereka tidak merasa khawatir dengan keselamatan anak-anaknya. Kejadian lain yang membuat saya terhenyak, ketika anak saya menceritakan salah seorang kakak kelasnya di kelas 9 bernama Iqbal, meninggal dunia baru-baru ini karena nge-trek. Ajang kebut-kebutan seolah dijadikan hobi yang mengasyikan bagi mereka 3.Mengundang terjadinya kriminalitas